POPULAR POSTS

ASSALAMUALAIKUM SELAMAT DATANG DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SOBAT TAMAN PUISI™. TULISAN INI MURNI HASIL KARYA SAYA. SEMOGA DENGAN MEMBACA TULISAN INI DAPAT MENGINSPIRASI SOBAT. WASSALAM~

Kamis, 08 Oktober 2015

SALJU DI MUSIM SEMI


Untukmu yang terlukis dibalik awan
Telah kuterbangkan pesan berbentuk angan
Semoga kau hadir bersama rinai hujan 
Wahai sang pelipur, tiuplah lara ini dari ruang impian


Untukmu yang terpapar warna pelangi
Lelahku tak menyurutkan 'tuk tetap berdiri
Menelusuri hamparan salju dimusim semi
Wahai sang pelipur, tiuplah lara ini dari relung hati


Untukmu yang terlahir oleh rahim rindu
Apa kabarnya embun pagiku nan sendu?
 Disini, nuansa tak sehangat saat memelukmu
Wahai sang pelipur, tiuplah lara ini dari sisa waktuku




A N D H I E S



 

Rabu, 18 Februari 2015

P E R G I L A H


Pergilah.. pergi kemanapun hatimu berpijar
Kepakkan egomu lebih lebar
Terbangkan ambisimu dengan sabar
Semoga dapati apa yang kau kejar


Jangan coba menoleh kebelakang..
Saat cahaya merah di ufuk petang
Sampai mentari datang menjelang
Karena ku kan segera menghilang


Pergilah.. pergi sekuat kakimu melangkah
Bawa saja cerita yang kita kemas dalam kisah
Dan segala torehan keluh kesah
Semoga kau lebih menghargai, apa itu sejarah.



A N D H I E S

Kamis, 12 Februari 2015

K E K A S I H



Coba pandangi langit saat malam temeram
Cahaya purnama 'kan hapus nuansa hitam
Diantara kerlip gemintang seakan tak mau diam
Kekasih.. apa yang membuatmu muram?


Coba dengar rintik hujan dikala sendiri
Rinainya 'kan mengalun memecah sunyi
Gemericiknya 'kan menari mengusir sepi
Kekasih.. mengapa sedihmu tak jua bertepi?


Coba rasakan hamparan pagi yang membentang
Warna warni bunga begitu sejukkan pandang
Kicau burung bersahutan, seolah bernyanyi riang
Kekasih.. tidakkah kau merasa sedikit lebih tenang?


Coba latunkan nada-nada penawar gelisah
Dan jangan pernah berhenti meski kau lelah
Akan kurekat kembali hatimu yang patah
Kekasih.. masihkah kau menanti resah?


A N D H I E S 

Rabu, 04 Februari 2015

NEGERIKU KINI


Kemarin negeriku berpesta
Memilah sosok peramu di istana
Dengan slogan nan sederhana
"Lima menit 'tuk lima tahun" merana



Para undangan disuguhi menu negeri hebat
Dengan tekstur sederhana dan merakyat
Hidanganpun tampak semakin lezat
Saat paradigma tak lagi mendapat tempat



Ruangan pesta mulai terasa kotor
Disampahi oleh tingkah para kompetitor
Sulut sana sulut sini asal tersohor
Tak peduli moral negeri kian bocor



Pestapun akhirnya usai . .
Menyisakan wajah lugu menyeringai
Namun negeriku harus tetap terkendali
Kalau bukan sekarang, kapan lagi . . .



A N D H I E S

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
TAMAN PUISI™ | Template by O-Zone @Copyright 2010