HIKAYAT DIRI0

Aku hanya seorang bocah
Yang berlari tanpa alas kaki

Liar ... hina ... dan kotor ...

Hanya bagian terkecil warna hidupku

Siapa yang peduli saat aku tersandung dan jatuh

Hanya sayup tawa dan teriak memaki

Teramat pedih..!

Melebihi dari luka apapun

Dan aku hanya seorang bocah
Yang menangis tak dipelukan ibu

Ku seka air mata yang tersisa

Berjalan gontai sambil terisak sedih . . .

A N D H I E S

LUKISAN RINDU0

Jangan pergi ..
Karena ku benci menanti
Apa yang harus kukatakan pada hati
Jika kelak kau tak kembali


Biarkan saja tetap seperti ini
Meski hujaman caci dan maki terus menghampiri
Kita teduh sembari bernyanyi
Dan kita tegar menuju mimpi


Tapi . . . entah dimana kau kini
Keluh kesah ku, seolah tak berarti
Hampir mati rasanya seisi jiwaku saat ini
Terhimpit rindu yang tak terobati . . .




A N D H I E S

MENANTI BINTANG2

Aku...terus berharap tatapan itu nyata
Semakin ku retas, semakin pedih ironinya
Teriak tiada suara
Meronta tiada daya.


Aku...tak selalu berpeluk asa
Diamku tak bisa megartikan segala pertanda
Bungkam . .!
Atau dibungkam . .?


Aku...juga punya luka
Meski tak kasat mata
Meski tak teraba . . .
Namun rasa sakit itu nyata . .!

A N D H I E S

PILAR HATI3

Mereka bilang aku pelangi..
Tanpamu, aku hanyalah rinai hujan
Mereka bilang aku matahari..
Tanpamu, aku cuma segumpal awan hitam


Mereka bilang aku pecundang..
Denganmu, akulah sang pemenang
Mereka bilang aku lemah..
Bersamamu, aku siap tuk melangkah


Bukanlah pelangi jika tak berwarna
Bukan pula matahari jika tak bersinar
Dan aku bukanlah aku
Jika tak bersamamu...




A N D H I E S

MENITI PELANGI0

Mencintaimu...

Seperti ombak yang menghampiri pantai

Tak akan jemu

Tak akan pernah lelah

Dan dicintaimu...

Seperti hujan ditengah gurun

Terus menanti . . . terus bermimpi

Hingga tak pasti....

A N D H I E S

LUBANG HATI1

Cinta datang silih berganti

Menyuguhkan asa..

Penuh warna

Namun..

Lubang dihati

Tetap ada...





A N D H I E S

SELAKSA UNTUK DIRI0

Kupu-kupu itu terbang tertatih

Hinggap diranting kering yang hampir patah
Matanya liar menatap resah
Tak satupun yang ia kenali akan singgah


Tak lama berselang hujanpun tercurah
Menambah pedih lukanya yang basah
Perlahan ia coba tuk merebah
Berharap mampu memutar sejarah


Hujanpun terganti oleh cerah
Ketika sang ranting tak kuat menahan lelah
Kupu-kupu itu terbang melawan arah
Dan jatuh didasar yang punah . . .

A N D H I E S